Jamur
merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat
menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang
berklorofil. Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi
yang dibuat oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Karena
ketergantungannnya terhadap organisme lain, maka jamur digolongkan sebagai
tanaman heterotrofik.
Jamur
terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yang
menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain karena
bersifat patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun
tumbuhan.
Budidaya
jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan tidak
membutuhkan tempat yang luas. Jenis-jenis jamur yang umum dibudidayakan ialah
jamur yang menguntungkan bagi manusia diantanya jamur merang (Volvariella
volvaceae),jamur tiram (Pleurotus ostreatus),jamur kuping (Auricularia
polytricha),jamur payung (Lentinus edodes),dan jamur kancing (Agaricus Sp).
Hasil panen
jamur tersebut tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri bahkan ada
juga yang di ekspor,seperti jamur kancing dan jamur payung. Media untuk
pertumbuhan jamur dapat menggunakan limbah yaitu limbah pertanian(merang dan
daun pisang) dan limbah industri (serbuk gergaji). Ramuan atau campuran yang
digunakan sebagai media juga bermacam-macam,sedangkan metode yang digunakan
untuk budidaya jamur ini juga bermacam-macam,seperti cara ilmiah,
konvensional,tradisional,dan semi modern.
Jamur kancing
kabarnya sudah dibudidayakan di Perancis pada abad
ke-17. Di Eropa konon jamur kancing sudah diketahui tumbuh secara alami di atas
tumpukan kotoran kuda sejak zaman
kuno di Romawi dan Yunani. Jamur kancing yang berwarna coklat muda merupakan
hasil mutasi alami di
perkebunan milik seorang petani di Pennsylvania di tahun 1926.
Jamur
ternyata memiliki banyak manfaat. Selain digunakan sebagai bahan makanan yang
lezat, jamur juga bisa digunakan untuk meningkatkan imunitas plus memotong
kalori yang berlebih. Para peneliti dari Tuft University menemukan jamur
kancing putih ternyata dapat menangkis segala virus dan kanker pada tikus,
dengan meningkatkan aktivitas sel pembunuh dalam sistem kekebalan tubuhnya.
Seperti dilansir pada laman prevention indonesia, kandungan yang ditemukan
dalam jamur kancing putih sanggup menekan aromatase, yaitu enzim yang
bertanggung jawab dalam proses sintesis estrogen. Untuk kanker payudara
reseptor estrogen positif, penurunan kadar estrogen dalam tubuh sangatlah
penting. Pasalnya, estrogen dapat menjadi “makanan” untuk perkembangbiakan
kanker payudara di dalam tubuh. Untuk para wanita postmenopause, bisa
mengonsumsi jamur kancing putih setiap hari sebagai langkah pencegahan kanker.
Kandungan antikosidan yang tinggi dalam jamur, juga dipercaya akan membantu
melindungi tubuh kita dari serangan kanker.
Penanganan QC perusahaan
Dalam
suatu departemen QC didalamnya terdapat beberapa bagian. Antara lain yaitu QC
raw material (RM), QC semi product (SP), QC seamer, QC can drying, QC Finish
Good Stored (FGS), QC Warehouse & QC Laboratorium.
Pada
setiap bagian QC tersebut, mempunyai tugas masing-masing. Namun secara umum
tugas dari Quality Control (QC) adalah
mengontrol, mengawal dan memastikan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses
produksi dari awal sampai akhir, berjalan sesuai dengan spesifikasi atau aturan
yang sudah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan produk yang aman dan layak
konsumsi.
Adapun
rincian tugas dari masing-masing bagian Quality Contol (QC) adalah sebagai
berikut:
§
QC
Raw Material
· Memantau kualitas mutu jamur segar pada
setiap kedatangannya.
· Memantau prosentase kematangan jamur
setelah proses blanching.
· Memantau suhu screw cooler setelah
proses blanching.
· Memantau kadar free residual chlorin
pada air proses maupun air kran.
· Memantau mutu jamur hasil trimming.
· Memantau suhu dan diameter jamur
setelah cooling.
· Melakukan pengecekan magnet trap yang dipasang
pada mesin-mesin.
§
QC
Semi Product
· Pemantauan terhadap berat filling
weight jamur (berat jamur sebelum sterilisasi & sebelum ditambah brine).
· Pemantauan terhadap pengisian brine.
§
QC
Seamer
· Pengecekan dimensi double seam/
teardown double seam
· Pengecekan Central Tempereture (CT)
· Pengecekan visual kaleng setelah
seaming
§
QC
Can Drying
· Pengecekan visual terhadap produk jadi
· Pengambilan sample produk setelah
sterilisasi
§
QC
Finish Good Stored (FGS)
· Pengecekan in labeling
· Pengecekan final packaging
· Mencocokkan/ verivikasi/kebenaran
produk yang akan diexport
§
QC
Warehose
· Pengecekan kualitas bahan pembantu
(bahan kemas primer & sekunder, bahan kimia, ingridients) pada setiap
kedatangannya.
§
QC
Laboratorium
· Pengecekan General Grading Inspection
· Pegecekan Finish product Incubation
·
Pengecekan Mite & maggot pada jamur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar